RSS

"Pemilik Betis Terberat di Yaumul Hisab"

Assalamu`alaikum Warramatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly. Biasanya dipanggil Abu Abdurrahman. Beliau dikenal dengan sebutan “Habrul Ummah”(ilmuan umat Islam) seperti halnya Ibnu ‘Abbas r.a. Beliau juga termasuk orang yang ahli fiqih.

Mengenai keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran Islam dimana para sahabat hadir di sana.
Beliau termasuk enam orang yang masuk Islam pada awal-awal datangnya Islam. Masa kecilnya dihabiskan untuk mengembala kambing milik ‘Uqbah bin Abu Mu’ith di Mekkah. Maklum, orang tuanya bukan orang yang kaya yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.

Tubuhnya mempunyai kemiripan dengan Rasulullah, terutama ketika berjalan dan cara jalannya. Badanya tidak terlalu gemuk agak kurus sedikit. Agak pendek badanya. Hampir-hampir orang yang duduk itu menyamai ketika beliau berdiri. Kalau berpakian rapih dan bersih. Serta memakai wangi-wangian. Kononnya kalau beliau keluar rumah, para tetangga tahu kalau beliau sedang lewat. Beliau memang suka memakai wangi-wangian.

Diceritakan dari Ali bin Abu Tholib bahwa suatu hari Rasulullah menyuruh Ibn Mas’ud untuk menaiki pohon untuk mengambil sesuatu darinya. Para sahabat yang berada dibawah pohon melihat betis Ibn Mas’ud begitu kecil.

Mereka tertawa karena betisnya tidak berisi. Kemudian Rasulullah bertanya, “Kenapa kalian tertawa? Kalian tahu bahwa betis Abdullah bin Mas’ud kelak di akherat nanti timbangannya lebih berat daripada gunung Uhud.”(HR.Ahmad)

 gambar Gunung Uhud, Madinah

Itu baru betisnya Abdullah bin Mas`ud. Nah, kalau kita seluruh amalan kita timbangannya seberat apa coba???. 
Semoga kita termasuk hamba Allah yang timbangannya lebih berat pada amalan kebaikannya, Aamiin...:D

Sumber : http://kisahislami.com/pemilik-betis-terberat-di-yaumil-hisab/
»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Kisah Evakuasi Sukhoi : Semangat Karena Bau Petai dan Jengkol"

Ada sebuah kisah menyentuh saat pencarian korban tragedi Sukhoi di Gunung Salak. Salah seorang yang ikut mencari adalah Angga Tirta (27). Ia bukan seorang pendaki gunung. Tapi dengan tekad yang kuat dia bisa bertahan mendaki Gunung Salak bersama tim evakuasi korban Sukhoi Superjet 100.
Tekad Angga begitu kuat karena salah satu korban, Aan Husdiana, adalah ayahnya, pilot di Kartika Airlines yang ikut menjadi salah satu penumpang pesawat Sukhoi. Kartika Airlines merupakan calon konsumen Sukhoi.
 Angga Titra/media.vivanews.com
Maka, bergabunglah ia bersama TNI AD ikut mendaki menuju Puncak Gunung Salak. Perjalanan menuju lokasi tidaklah mudah. Paling tidak membutuhkan waktu 2-3 jam.
"Saya tidak membawa apa-apa, hanya jaket, dan sebotol air mineral," terang Angga.
Perjalanan mendaki Gunung Salak menempuh medan yang berat. Angga menahan untuk tidak meminum air mineral yang dia bawa. Dia berjaga-jaga untuk perjalanan panjang.
"Ternyata kalau saya minum air, saya bisa keram. Itu aturan pendaki gunung," imbuhnya.
Tanpa bekal logistik, Angga berjalan menuju lokasi di puncak. Jalur yang belum dibuka membuat perjalanan menjadi lama. Angga mengaku selalu teringat bau-bauan ayahnya sehingga dia kuat. Dalam pendakian itu, dia kehilangan sepatunya yang jebol.
Angga bersyukur dalam perjalanan melelahkan itu, dirinya mendapat kemudahan-kemudahan. "Alhamdulillah, saat saya butuh air, menemukan mata air. Dan sempat makan daun pakis, sebelum akhirnya bertemu Tim Marinir yang memberi ransum," imbuh Angga.

Semangat karena Bau Jengkol


"Ayah saya itu humoris, saya mencium ada bau jengkol dan pete. Buat saya itu petunjuknya. Saya jadi kuat, dan bau itu membuat saya ingin ketawa," kata Angga menceritakan pengalamannya kepada detikcom, Senin (14/5/2012).

Evakuasi korban Sukhoi/images.detik.com
Bau-bauan itu dia cium kala mendaki Gunung Salak. Kedua makanan itu kegemaran ayahnya. Angga melakukan pencarian di Gunung Salak pada Kamis (10/5) pagi. Dia bersama keluarga paman-pamannya, berangkat dari Jakarta Rabu (9/5) malam. Angga dan rombongan tiba di Pos Cidahu pada Kamis dini hari.
"Pada Jumat pagi, tim Marinir menyarankan saya agar saya membuka mata batin, berdoa agar diberi petunjuk lokasi. Anggota keluarga akan mudah untuk diberi petunjuk. Saya salat subuh, kemudian berdoa dan seperti diberi petunjuk. Ayah menyuruh saya pulang dan menitip salam ke ibu. Saat itu saya bertanya di mana lokasi ayah, dan diberitahu berada di lereng," tuturnya.
Angga akhirnya memberi petunjuk itu ke tim Marinir bahwa ada petunjuk di lereng. Tim Marinir kemudian turun ke lereng dan menemukan SIM ayahnya.

»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Kisah Sebuah Wortel, Sebutir Telur dan Secangkir Kopi"

Assalamu`alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata :” Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab : “ Wortel, telur dan kopi.”




Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “ Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi air setelah direbus.

"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. " Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya ? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi ?”

Camkan Hal ini :

Termasuk yang mana aku ini ? Apakah seperti wortel yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan kekuatanku ?

Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika “di didihkan” oleh kematian, perpisahan, masalah keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku kuat ? Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan berjiwa keras ?

Atau aku mirip dengan biji kopi ? Biji kopi sebenarnya mengubah air panas disekitarnya, yaitu keadaan yang membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih, maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat.

Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan ? Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat, apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah hidup yang datang silih berganti ? Apakah kalian mirip sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi ?

Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian mampu bertahan hidup.

Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum ketika semua orang disekitar menangis.

Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah seperti yang kita sangka. Kita hanyalah bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa, berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata dan pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta hatinya di dunia, di akhirat nanti akan semakin dibuat buta oleh Allah SWT…..Subhanallah

Sumber : http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com/

»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah Sebutir Telur dan Sepotong Daging

Assalamu`alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.” Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun. Lalu mereka menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan membayar ia berkata dengan pelan: “Dapatkah Bapak menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?” Istri pemilik restoran berkata sambil tersenyum: “Silahkan, ambil kuah sayur mana saja yang engkau suka, tidak perlu bayar!” Pemuda ini berpikir : “Di restoran ini, kuah sayur gratis.” Lalu ia memesan semangkuk lagi nasi putih. “Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.” Dengan tersenyum ramah pemilik restoran berkata kepada pemuda ini. “Bukan, untuk dibawa pulang, besok saya akan membawanya ke sekolah sebagai bekal makan siang saya!” Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik restoran berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota untuk menempuh pendidikan, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Pemilik restoran lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut.

Sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja. Dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya paham jika suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi. Suaminya kemudian membisik kepadanya: “Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di atas nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung dan lain kali dia tidak akan datang lagi. Jika dia ke tempat lain dan hanya membeli semangkuk nasi putih, dari mana ada gizi untuk bersekolah.” “Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.” “Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku?” sambut suaminya dengan senyum hangat. Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain. “Terima kasih, saya sudah selesai makan.”

Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia sudah mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka. “Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat!” kata pemilik restoran sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini, besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus lagi untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat sekolah.

Setelah tamat sekolah, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi di restoran tersebut karena sudah bekerja di kota lain. Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Suami istri ini tiba-tiba kehilangan mata pencaharian. Dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan, membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik. Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor yang bagus. “Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan. Saya diperintahkan oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami. Perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan “keahlian” kalian kesana, keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan.” “Siapakah direktur diperusahaan Anda? Dan mengapa ia begitu baik terhadap kami? Saya tidak pernah mengenal seorang yang begitu mulia!” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran-heran. “Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami! Direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: “Bersemangat ya! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok!”

Subhanallah, Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan. Bisa jadi salah satu kebaikan yang pernah Anda tunjukkan akan bermanfaat di kemudian hari. Jangan berhenti untuk berbuat baik terhadap sesama.


 
Wallahu`alam bishawab



»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mendingan LOE..GW..END!

Assalamu`alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim...

Aku memang tak mengerti apa maksud dari kata-kata manismu, merayu, mengadu, sampai mengaduh. Namun aku sangat tahu bahwa kau meminta perhatian dariku, berharap lebih dekat denganku.

Tapi maaf , aku lebih memilih menjaga kehormatanku dan agamaku daripada terjerat dalam kejahilan syetan. So…mendingan Loe…Gw..End!

Hati ini memang lemah ketika melihatmu, mendengar suaramu, terekam begitu jelas dalam benakku. Namun aku sangat tahu bahwa kau pun merasakan hal yang sama denganku.

Tapi maaf, bukan ku tak mau meneruskan perasaan ini, ku hanya lebih memilih menjaga hati ini untuk yang terkasih kelak.
So..mendingan Loe…Gw..End!

Kala ku membaca status islami mudi facebook, dada ini selalu bergetar. Karena kau selalu bilang semua itu untuk penyemangatmu dan penyemangatku.

Tapi maaf, getaran itu adalah tanda syetan tengah beraksi di antara kita. Jadi ku lebih memilih bergetar ketika ku membaca ayat-ayat cinta-Nya. So..mendingan Loe…Gw…End!

Ku selalu menanti kata-kata manismu tentang janji indah masa datang lewat ketikan-ketikan mesra chatting. Meskipun ku tahu, kata-katamu selalu terbungkus rapi dengan keislaman, “Jangan lupa sholat, tahajjud, tilawah” itu yang selalu kau ingatkan disela-sela kemesraan kita.

Tapi maaf, aku baru mampu menyadari bahwa belum tentu kau akan ku miliki, aku takut hati ini telah rusak sebelum seseorang yang seharusnya memilikiku datang. So..mendingan..Loe..Gw..End!

Kau begitu sempurna di mataku, tak ada celah sedikitpun. Begitupun saat pertama kali kau memberiku pesan singkat “Bolehkah aku mengenalmu lebih dalam?”. Siapa yang akan menolak mengenal sosok yang sesempurna dirimu?

Tapi maaf, diri ini tak akan tertipu dengan sosok yang sempurna, karena kesempurnaan bukan hanya dilihat dari fisik, tapi sampai dimana dia mampu taat kepada Robb dan RosulNya. So..mendingan..Loe..Gw..End!

***

Terkhusus untuk sahabat-sahabat Bukan Muslimah Biasa, saya yakin kamu bukanlah orang yang menutup mata hati ataupun membodohi hatimu. Yang tak mau melihat kebenaran demi sebuah kebahagiaan sesaat.

Saya yakin akan ada di antara kamu yang tersakiti ketika membaca catatan ini atau justru ada yang cuek-cuek saja seperti kebenaran itu tak berharga yang penting dirimu senang bercengkrama dengan lawan jenis meskipun dengan pembatas internet.

Bukan saya ingin menggurui bahkan sampai menyakiti, bukankah kita bersaudara dalam sebuah kebenaran. Mungkinkah apabila melihat saudara kita akan menginjak kotoran di pinggir jalan lantas kita hanya diam saja lalu mentertawakannya?

Tidak sahabat, tentu saja tidak.
Hawa nafsu selalu tampak samar bila disertai harta, kecantikan atau ketampanan, maupun cinta. Asalkan diri senang, semua tampak terang.

Kebenaran yang seharusnya diusung olehmu, tampak kosong ketika kamu dihadapkan pada cinta, virus yang seharusnya kamu simpan sampai saatnya tiba. Namun telah kamu nodai dengan rayuan, pujian, sampai gombalan pada lawan jenis yang bukan seharusnya, meskipun kamu berkilah ta’aruf ataupun kamu merasa tak mengapa karena ada pembatas internet.

Bukankah hati tak mungkin berbohong? Kamu bilang ta’aruf, tapi suka mojok berdua mesra-mesraan lewat ketikan chating, bahkan tanpa malu-malu lagi kamu umbar kata-kata manis untuk si dia agar dapat dibaca khalayak umum.

Saya yakin hatimu akan berteriak,”Perbuatanmu Salah”. Tapi sekali lagi, semua inderamu sudah tertutup oleh syetan dan kamu tahu itu. Kamu lebih memilih mendengarkan bisikan syetan di tengah rasa bahagiamu akan cinta yang semu, parahnya lagi kamu menyuruh hatimu diam untuk setiap detik rasa bersalahmu.

Rasa bahagia, rasa senang, tidak hanya bisa kamu dapatkan dari cinta-cintaan, cari ta’arufan lewat jejaring sosial untuk diajak mesra-mesraan, biar nggak sepi katanya, cari chattingan biar bisa belajar gombalan sebelum praktek sama yang halal.

Haduhhh…pliss deh!
Buatlah hidupmu bermanfaat meskipun lewat jejaring sosial. Bersihkan niatmu, agar bila ada yang merasa tergoda entah itu dirimu ataupun dirinya, kamu sudah mampu mengatasinya sehingga tidak melangkah jauh.

Dan sekali lagi, dengarkan kebenaran lewat hatimu.
Tetap semangat menggapai Jannah!
Wallahua'lam bish shawwab...

from _BMB_
(Bukan Muslimah Biasa)


»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Menunggu Ksatria Pemetik Apel Yang Dinantikan"


 
 
 
Alkisah Suatu saat di pagi yang cerah. Angin bertiup tenang. Sinar mentari lembut menerangi alam.Tapi sayang, itu semua tidak dapat meredam kegundahan hati sebuah apel yang berada tinggi nun di pucuk. Sejak seminggu lalu Apel itu sibuk berfikir, kenapa aku tidak dipetik orang? Padahal… kulitku licin mulus. Warnaku merah bersinar. Siapa yang melihat pasti meluap-luap seleranya. Pasti mereka terbayang betapa manisnya rasaku. Tapi… kenapa aku tidak dipetik orang?

Apel tersebut memandang ke bawah. Heran, kenapa manusia lebih memilih kawan-kawannya yang berada di bawah sana. Bukankah mereka tidak mendapat udara yang bersih dan cahaya mentari seperti aku yang berada di puncak ini? Bukankah kawan-kawanku itu banyak yang telah rusak karena seranggga?

Apel tersebut bingung memikirkan kenapa rekan-rekannya yang telah banyak tersentuh dan penuh debu menjadi pilihan, bukan dirinya yang belum tercemar dan dijamah orang. Apa kekurangan diriku?

Perasaan rendah diri mulai merasuk. Makin lama makin kuat, diselangi rasa kecewa dan bimbang. Murungnya tidak terbendung lagi. Lalu, pada pagi yang damai dan indah itu, apel tersebut memutuskan menggugurkan dirinya ke tanah. Ketika sudah berada dibawah, hatinya gembira bukan kepalang. Sedetik lagi aku akan dipilih manusia. Warna merahku yang berkilau dan kulitku yang licin mulus ini pasti mencairkan liur mereka.

Sang apel menanti manusia beruntung itu. Sayang sekali, sampai malam tiba, tiada seorang pun datang mengambilnya. Rasa gembira pun bertukar menjadi risau dan sedih.

Siang berganti malam, hari berganti minggu. Kasihan..akhirnya apel tersebut busuk di tanah menjadi makanan ulat dan serangga. Membusuk dan terinjak-injak manusia.

Wanita itu ibarat apel. Buah yang tidak berkualitas amat mudah dipetik, dijamah dan diambil orang. Tapi apel yang berkualitas, tidak terjangkau dan sulit dijamah orang. Susah dipetik, susah digapai. Mahkota seorang gadis adalah Keimanan dan ketakwaannya. Apabila hilang iman dan takwanya, hancurlah pesonanya. Wanita sanggup jatuhkan martabat tingginya supaya dijamah orang lain.

Wahai wanita shalehah yang tinggi martabatnya… yang terpelihara kehormatan dan izzahnya…

Bersabarlah! Disaat tak ada yang memetik karena ketinggianmu. Janganlah obral jiwamu hingga kau rela dipetik dan dijamah oleh siapapun. layaknya seperti apel yang mudah dipetik di pinggir jalan. Tungulah, Allah pasti mengirimkan orang yang bersedia memetikmu di ketinggian. Ketinggian yang hanya bisa dipanjat dengan energi keimanan dan ketakwaaan seseorang.

Ya Allah… Kutahu, betapa banyak “perhiasan dunia terindah ini” mulai gundah. Gelisah menantikan seseorang. Sepertiga abad penantian kadang tak cukup mendatangkan satria-satria pemetik apel yang dinantikan. Wahai zat yang menguasai seluruh makhluk, jangan biarkan wanita-wanita mulia ini lelah di ketinggian, hingga ia menjatuhkan diri tersungkur dari kemuliaan. Teguhkan hati mereka. Selamatkan mereka.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya mereka sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepada mereka… Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada wanita-wanita shalehah jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati.
Wallahu`alam bishawab.
 
 


 
sumber : kembanganggrek2.blogspot.com
»» Baca selengkapnya >>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS